PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
→PERKEMBANGAN
Standar
dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari interaksi
yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan dan
budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antarnegara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga
dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi
berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan
bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu
memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di
perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini
karakteristik era ekonomi global:
1. Bisnis Internasional
2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
3. Ketergantungan pada perdagangan internasional
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional. Tujuh
faktor utama ekonomi, sejarah social, dan/ atau kelembagaan dan
merupaka faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi.
Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya (faktor kedelapan berikut ini)
dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih lanjut.
1. Sistem pendanaan
Di
Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat
dan Inggris, akuntansi memiliki focus atau seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu
investor menganalisis arus kas masa depandan risiko terkait.
Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan
kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit
di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus
pada perlindungan kreditor melalui pengukurang akuntansi yang
konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan
yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh
karena lembaga keuangan memilki akses langsung terhadap informasi apa
saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap tidak
perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
2. Sistem hukum
Sistem
hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dunia
barat memiliki dua orientasi dasar: kodifikasi hukum (sipil) dan hukum
umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dank
ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum
Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi
merupakan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan
mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar
kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak
terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem
kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan
penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris.
Pada kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh
organisasi professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan
akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan
dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara
langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung
terpaku pada muatan (isi) ekonominya.
3. Perpajakan
Di
kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar
akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam
akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain,
pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini,
sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di
Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba
kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang
disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dalam hukum pajak. Tentu saja,
ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan
pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian
persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-out-
LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.
4. Ikatan politik dan Ekonomi
Ide
dan teknologi akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan
kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang
berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas
di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance)
lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di
seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama perang
dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat
memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah
berakhirnya perang dunia II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan
sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, (seperti
Negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut
aturan Uni Eropa (EU).
5. Inflasi
Inflasi
mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan
terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi
lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara
dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan
melakukan berbagai perubahan harga ke dalam perhitungan keuangan mereka.
Meksiko dan beberapa Negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi
tingkat umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir
tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya
tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh
perubahan harga.
6. Tingkat perkembangan ekonomi
Faktor
ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai
contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi
asset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan
pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian
industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti
penilaian asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.
Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak
berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.
7. Tingkat pendidikan
Standar
dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi
tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh
pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan
berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya.
Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative
kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan akuntansi
yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu Negara
secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh Negara di mana
permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya,
sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke
Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir
inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina. kebanyakan
negara-negara Eropa Kontinental dan Jepang memiliki sistem kodifikasi
hukum dan bergantung pada perbankan atau pemerintah untuk memperoleh
kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya sesuai
dengan hukum pajak.
Sangatlah
sulit untuk menentukan mana yang penyebab dan mana yang akibat. Jenis
sistem hukum mungkin terlebih dahulu mempengaruhi sistem keuangan di
suatu Negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang saham dan
menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan kodifikasi
hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di
Negara-negara hukum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan
fungsi akuntansi yang penting di setiap Negara yang mengenakan pajak
penghasilan perusahaan. Apakah pajak mendominasi orientasi akuntansi
bergantung pada apakah akuntansi memiliki tujuan kompetisi, yaitu
memberikan informasi kepada pemegang saham luar. (Akuntansi Pajak tidak
cocok untuk tujuan ini). dengan demikian, jika hukum umum menghasilkan
pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan mendominasi.
8. Budaya
Di
sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu
Negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya
nasional (nilai social):
(1) individualise,
(2) jarak kekuasaan,
(3) penghindaran ketidakpastian, dan
(4) maskulinitas.
Analisis
yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan
sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40
negara yang berbeda.
Secara
singkat, individualism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan
social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang
tersusun ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh
mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan
organisasi secara tidak adil dapat diterima. Penghindaran
ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak merasa nyaman dengan
ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti. Ma skulinitas adalah
sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang
→NILAI AKUNTANSI
Gray mengidentifikasi 4 nilai akuntansi:
1. Profesionalisme vs Statutory Control
Kemampuan
untuk melakukan judgement profesionalis secara individu serta berusaha
mempertahankan regulasi professional yang mandiri dilawankan dengan
kepatuhan terhadap persyaratan legal dan statutory control.
2. Uniformity vs Flexibility
Kecenderungan
untuk melakukan praktek akuntansi yang seragam dan konsisten
antarperusahaan dibandingkan dengan tingkat fleksibilitas untuk
menerapkan praktek disesuaikan dengan kondisi suatu perusahaan.
3. Conservatism vs Optimisme
Kecenderungan
orang untuk berhati-hati terhadap suatu tingkat resiko saat ini maupun
ketidakpastian di masa depan dibandingkan dengan perilaku yang lebih
optimis dan keberanian untuk mengambil resiko.
4. Secrecery vs Transparancy
Kecenderungan
untuk melakukan pembatasan pengungkapan informasi mengenai bisnis
hanya pada pihak-pihak yang terlibat intens dengan manajemen dan
keuangan dibandingkan dengan yang lebih transparan dan terbuka.
Alasan-alasan perusahaan Go Internasional:
1. Theory pf comparative advantage
2. Imperfect market theory
3. Product cycle theory
4. Transfer technology and Strategic Alliance
Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:
1. Skill dan kompetensi yang dimiliki
2. Memahami
Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam
teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang
bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk,
fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor
dengan cepat agar bias memenangkan persaingan global
3. Analisis keuangan dan perbandingannya
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Klasifikasi
merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana
sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis
apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan
klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan
menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur
dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan apa yang
membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan
mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem
akuntansi akan lebih baik.
Klasifikasi
akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan
pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan
bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara
empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip
dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Ada empat Pendekatan Klasifikasi
Klasifikasi
awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan
tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi di Negara-negara Barat dengan sistem ekonomi
berorientasi pasar.
(1) Berdasarkan pendekatan makroekonomi,
praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan
tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan
bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis
mengordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Oleh
karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan
kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam siklus bisnis
akan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk
mendorong perkembangan industry tertentu, suatu Negara dapat mengizinkan
penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industry
tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan makroekonomi.
(2) berdasarkan pendekatan mikroekonomi,
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya
terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk
bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus
mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa
perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi
dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan
pada biaya penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan
pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.
(3) berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc,
dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan
kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan bukan dari
cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia
nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman,
praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama.
Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling
bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis dalam
menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi berkembang secara
independen di Inggris dan Amerika Serikat.
(4) berdasarkan pendekatan yang seragam,
akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali
administrative oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan dan penyajian akan memudahkan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam
digunakan di Negara-negara dengan ketelibatan pemerintah yang besar
dalam perncanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk
mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan
mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang
seragam merupakan pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan system hokum suatu Negara.
(1)
Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter
berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan
penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham
mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan
untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut
sebagai Anglo Saxon.
(2)
Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik
beorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah
kurang, dan kesesuaian antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau
pemerintah mendominasi ksumber keuangan dan pelaporan keuangan dan
pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini
disebut juga continental. Pemberian karakter akuntansi memparalelkan
hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan
tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan hukum kode.
Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini
(1) Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka,
(2) Beberapa Negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab
pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sector swasta yang professional dan
independent,
(3) Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.
Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan
hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan
akuntansi, seperti
(1)
depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan
suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah
yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum),
(2)
sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap
diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti
sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum),
(3)
pension dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan
(penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat
berhenti kerja (kepatuhan hukum).
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN
Terdapat 2 pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi yaitu:
1. Pendekatan Deduktif
Berkaitan dengan pendekatan deduktif ini ada empat pendekatan dalam perkembangan akuntansi:
1. Macroeconomic Pattern
Dalam
pendekatan ini bisa dilihat bahwa ternyata akuntansi untuk bisnis
berhubungan erat dengan kebijakan perekonomian nasional. Tujuan
perusahaan biasanya mengikuti kebijakan ekonomi nasional. Beberapa
Negara yang memakai pendekatan ini adalah Swedia, Prancis, dan Jerman.
2. Microeconomic Pattern
Dalam
pendekatan ini akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis.
Konsep akuntansi merupakan derivasi dari analisa ekonomi. Konsep
utamanya adalah bagaimana mempertahankan investasi modal dalam sebuah
entitas bisnis.
3. Independent Discipline Approach
Akuntansi
dipandang sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis.
Negara Amerika dan Inggris menganut pendekatan ini.
4. Uniform Accounting Approach
Akuntansi
dipandang sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan control.
Dalam hal ini akuntansi digunakan untuk mempermudah penggunaan dan
menyeragamkan baik pengukuran, pengungkapan dan penyajian serta sebagai
alat control untuk semua tipe bisnis dan pemakai, termasuk manager,
pemerintah dan otoritas perpajakan.
Klasifikasi
yang dilakukan G. G. Mueller yang dimuat dalam The International
Journal of Accounting (Spring 1968) yang menggunakan penilaian
perkembangan ekonomi, kompleksitas bisnis, situasi social politik serta
sistem hukum, membagi Negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan
sistem akuntansi yaitu:
1.Amerika Serikat / Kanada / Belanda
2.Negara-negara persemakmuran Inggris
3.Jerman / Jepang
4.Daratan Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat, Belanda dan Skandinavia)
5.Skandinavia
6.Israil / Meksiko
7.Amerika Selatan
8.Negara Berkembang
9.Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan)
10. Negara-negara Komunis
2. Pendekatan Induktif
Sementara
Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi
Negara-negara ke dalam 5 Group besar yaitu (1) model persemakmuran
Inggris, (2) model Amerika Latin / Eropa Selatan, (3) model Eropa Utara
dan Tengah, (4) model Amerika Serikat dan (5) Chili berdasarkan
perbedaan dalam praktek pengungkapan dan penyajian. Nair dan Frank juga
menilai tingkat hubungan pengelompokkan Negara-negara tersebut dengan
sejumlah variable seperti bahasa, struktur ekonomi dan perdagangan.
Ternyata terdapat perbedaan antara pengungkapan dan pengukuran di
masing-masing kelompok Negara tersebut.
Sementara
Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting(Spring 1983)
mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu:
- Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan.
- Tingkat kepastian hukum.
- Peraturan pajak dalam pengukuran.
- Tingkat konservatisme.
- Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost.
- Penyesuaian replacement cost.
- Praktek konsolidasi.
- Kemampuan untuk memperoleh provisi.
- Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan peraturan.
http://vivi-oktaviani.blogspot.com/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
DEVELOPMENT AND INTERNATIONAL ACCOUNTING CLASSIFICATION
→ DEVELOPMENT
Accounting
standards and practices in each country is the result of complex
interactions among economic, historical, and cultural institutions. Can be expected to be the difference between countries. Factors that influence the development of national accounting can also help explain differences in accounting between nations.
International
accounting is accounting for international transactions, the comparison
between countries of different accounting principles and harmonization
of accounting standards in the field of tax authorities, auditing and
other accounting areas. Accounting
must evolve in order to provide the information required in
decision-making in the company in any business environment changes. Here are the characteristics of the era of global economy:
A. International Business
2. Loss
of boundaries between States era of global economy is often difficult
to identify the country of origin of a product or company, this is the
case in multinational companies
3. Dependence on international trade
There are 8 (eight) factors affecting the development of international accounting. Seven
main factors of economic, social history, and / or institutional and
merupaka factor that is often mentioned by the authors of accounting. Lately, the relationship between culture (following eight factors) and the development of accounting began explored further.
A. Funding system
In
countries with strong equity markets, such as the United States and
Britain, accounting has a focus or how well management runs the company
(profitability) and is designed to help investors analyze the cash flow
risk associated depandan. Full disclosure is made to comply with extensive public ownership. Instead,
the credit-based system in which the bank is the main source of
funding, accounting has focused on the protection of creditors through
conservative accounting pengukurang minimize dividend payments and
maintain adequate funding in the framework of protection for borrowers. Because
financial institutions have the direct access to what information is
desired, an extensive public disclosure deemed unnecessary. Examples are Japan and Switzerland.
2. The legal system
Legal system to determine how individuals and institutions interact. The western world has two basic orientations: the codification of law (civil) and common law (case). Mainly drawn from the legal codification of Roman law and because ode Napoleon. In
countries which adhere to the legal system is Latin-codification of
Roman law is a complete group that includes the provisions and
procedures. Codification of accounting standards and procedures are fair and appropriate thing in there. Thus,
in countries that adhere to the codification of law, accounting rules
are incorporated in national law and tend to be very comprehensive and
covers many of the procedures. In contrast, common law developed on a case by case basis without any attempt to cover all cases in the complete code. Of
course, there is a fundamental law, but tended to be less detailed and
more flexible when compared with the general codification system. This encourages businesses to try and allow the application of judgment. Common law derived from English case law. In most common law countries, the accounting rules established by private sector professional organizations. This allows accounting rules become more adaptive and innovative. Except for the provisions of a broad base, most of the accounting rules are not incorporated directly into the basic law. Codification of the law (legal code) tend to stare at the payload (contents) of its economy.
3. Taxation
In
most countries, tax legislation effectively determines accounting
standards because the company should record revenue and expenses in
their accounts to claim the tax purposes. In other words, financial and tax accounting tax is the same. In this case, as an example is the case in Germany and Sweden. In
other countries like the Netherlands, different financial accounting
and tax: taxable income is basically the accounting profit adjusted for
differences in tax law. Of
course, when the separate financial accounting and tax, tax rules
sometimes require the application of certain accounting principles. Inventory valuation according Last Sign In First Out (last-in, first-out, LIFO) in the United States is an example.
4. Economic and political ties
Accounting ideas and technologies transferred through conquest, trade and similar forces. Recording
system in pairs (double-entry) that began in Italy in the 1400's is
slowly spreading in Europe along with the ideas of reform (rannaissance)
others. British colonialism and export accountant accounting concepts throughout the British dominions. German occupation during World War II caused the French to implement Plan Comptable. The United States forced the U.S. style of accounting regulatory regimes in Japan after the end of World War II. Many
developing countries use accounting system that was developed
elsewhere, (such as Eastern European countries are now imitating the
accounting system according to the rules of the European Union (EU).
5. Inflation
Obscure
the historical cost accounting inflation through excessive reduction of
asset values and related expenses, while on the other hand to an
increase in excess of revenues. Countries with high inflation often requires companies to perform a variety of price changes in their financial calculations. Mexico and several South American countries using the common accounting because of their experience with hyperinflation. At
the end of the 1970's, with respect to the inflation rate that is not
usually high, U.S. and British experimented with reporting the influence
of price changes.
6. Level of economic development
These factors influence the types of business transactions are conducted in an economy and determine what is most important. In turn, determine the type of transaction accounting issues faced. For
example, stock-based compensation for corporate executives or the
securitization of assets is something that rarely happens in the economy
with less developed capital markets. Currently, many industrial economies turn into the service economy. Accounting
issues such as assessment and recording of depreciation of fixed assets
that are highly relevant in the manufacturing sector is becoming
increasingly less important. The challenges of a new accounting, such as valuation of intangible assets and human resources is growing.
7. Level of education
Accounting standards and practices are very complicated (sophisticated) will be useless if misunderstood and misused. As
an example of a complex technical report on the variant behavior of the
cost will not mean anything, unless the reader understand the cost
accounting. Disclosures about the risks of derivative securities will not be informative unless it is read by the competent authorities. Professional accounting education is difficult to achieve if the standard of education in a country in general is low. Mexico is one example of the State in which these problems have been successfully tackled. In
the other situation, a country must import labor training or send its
citizens to another country to get a decent qualification. This latter is currently being implemented by the Chinese. most
Continental European countries and Japan have a system of codification
of the law and rely on the banks or the government to obtain the most
funding. Accounting rules there is generally in accordance with tax laws.
It is difficult to determine which are the cause and which effect. This type of legal system may first affect the financial system in a State. Common law system emphasizes the rights of shareholders and offer better investor protection than the codification of the law. The
result is a strong equity markets in developing countries laws and weak
equity markets in developing countries who hold the legal codification.
Taxation is an important function of accounting in each country to tax corporate income. Is
the tax accounting orientation dominates depends on whether the
accounting has the purpose of competition, namely providing information
to outside shareholders. (Tax Accounting is not suitable for this purpose). thus, if the common law produces a strong equity markets, the tax will not dominate.
8. Culture
Here, culture means the values and behaviors that are shared by a society. Cultural variables underlying institutional arrangements in a country (such as legal systems). Hofstede's cultural dimensions underlying the four national (social value):
(1) individualise,
(2) power distance,
(3) uncertainty avoidance, and
(4) masculinity.
The
analysis is done based on data derived from the employees of a large
U.S. multinational companies operating in 40 different countries.
In
short, individualism is the tendency towards a social order composed of
loosely arranged compared to the strict order and interdependent. Power distance is the extent to which hierarchy and power-sharing institutions and organizations in an unfair acceptable. Uncertainty avoidance is the extent to which people are not comfortable with ambiguity and an uncertain future. Ma skulinitas is the extent to which gender roles are distinguished as well as performance and achievement
→ VALUE ACCOUNTING
Gray identified four value accounting:
A. Professionalism versus Statutory Control
The
ability to make judgments of individual professionalism and strive to
maintain an independent professional regulatory opposed to compliance
with legal requirements and statutory control.
2. Uniformity vs. Flexibility
The
tendency for a uniform accounting practices between firms and is
consistent with the current level of flexibility to implement the
practices adapted to the conditions of a company.
3. Conservatism vs. Optimism
The
tendency of people to be careful of the current level of risk and
uncertainty in the future compared with the more optimistic behavior and
the courage to take risks.
4. Secrecery vs. Transparency
The
tendency to place restrictions on the disclosure of business only to
the parties involved with the management and financial intense compared
with a more transparent and open.
The reasons for Go International company:
A. Theory of comparative advantage pf
2. Imperfect market theory
3. Product cycle theory
4. Technology transfer and Strategic Alliance
The challenge for the accounting profession in the development of accounting:
A. Skill and competency of
2. Understanding
the Cross Functional Linkages, accountants are not only quite
proficient in the techniques, procedures and accounting standards but
should also be used to view the business as an integrated form. Such
as: product quality, production flexibility and the ability to produce
and export quickly to win the global competition bias
3. Financial analysis and comparison
INTERNATIONAL ACCOUNTING CLASSIFICATION →
Classification is fundamental to understand and analyze why and how the national accounting system is different. We can also analyze whether these systems tend to converge or differ. The purpose of classification is to classify the financial accounting system according to particular characteristics. Classification
reveals the basic structure in which group members have in common and
what differentiates the groups varied from each other. By identifying similarities and differences, our understanding of the accounting system will be better.
International accounting classification can be done in two ways: By considerations and empirically. Classification with consideration depends on the knowledge, intuition and experience. Classification empirically using statistical methods to collect data accounting principles and practices worldwide.
There are four classification approaches
Initial classification was proposed by Mueller mid-1960s. He identified four approaches to the development of accounting in Western countries with market-oriented economic system.
(1)
Based on the macroeconomic approach, obtained from the accounting
practices and are designed to improve the national macroeconomic
objectives. General
corporate purposes and not to follow the lead of national policy,
because the business enterprise mengordinasikan their activities with
national policy. Therefore,
for example, a national policy of stable employment to avoid major
changes in the business cycle will result in a leveling of income
accounting practices. Or,
to encourage the development of a particular industry, a State can
permit rapid removal of capital expenditure on some of the industry. Accounting in Sweden evolved from macroeconomic approach.
(2) based on the microeconomic approach, developed from the accounting principles of microeconomics. The focus is on individual companies that have the purpose to survive. To achieve this goal, the company must maintain physical capital owned. It
is equally important that the company is clearly separate capital from
profits to evaluate and control the business activity. Accounting measurements are based on replacement cost is supported as best suited to this approach. Accounting in the Netherlands grew from microeconomics.
(3)
by an independent disciplinary approach, derived from accounting and
business practices developed on an ad hoc, with the base slowly from
consideration, trial and error. Accounting
services is considered as a function of the concepts and principles
taken from the business process being run, and not from the branches of
science such as economics. Businesses face the real world complexity and uncertainty that always happens through experience, practice, and intuition. Accounting develops the same way. For
example, profit is simply the most useful thing in a pragmatic and
disclosure practices in responding to the needs of its users. Independently developed accounting in Britain and the United States.
(4)
based on a uniform approach, standardized accounting and is used as a
tool for administrative control by the central government. Uniformity
in the measurement, disclosure and presentation of accounting
information makes it easier to control all types of businesses. In
general, uniform approach is used in countries with large government
ketelibatan in perncanaan economy in which the accounting is used among
others for measuring performance, allocating resources, collect taxes
and control prices. France, with a uniform chart of national accounting is a major supporter of the uniform accounting approach.
Accounting system can also be classified by the laws of a State.
(1)
Accounting in common law countries have a fair presentation of the
character-oriented, transparency and full disclosure and the separation
between financial and tax accounting. Dominate the stock market financial resources and financial reporting needs infrmasi shown to outside investors. Accounting law commonly referred to as the Anglo Saxon.
(2)
accounting in code law countries have a legalistic-oriented
characteristics, does not allow disclosure of the amount is less, and
conformity between financial and tax ankuntansi. Bank
or financial ksumber dominate the government and financial reporting
and financial reporting is intended to protect creditors. Accounting is also called continental. Provision
of accounting parallels the character referred to as a model of
shareholders and other interested parties kelila corporate governance
role in common law countries and the legal code.
Many differences in national accounting is becoming increasingly lost. There are several reasons for this
(1) Hundreds of companies today noted its shares on stock exchanges outside their home country,
(2) Some of the code law countries, particularly Germany and Japan to shift responsibility
establishment of accounting standards from government to private sector professional groups and
independent,
(3) The importance of the stock market as a source of funding is growing worldwide.
Classification based Padada fair presentation versus legal compliance pose a major influence on many accounting issues, such as
(1)
depreciation, where the load is determined based on the reduction in
the usefulness of an asset over the useful economic (fair presentation)
or the amount allowed for tax purposes (legal compliance),
(2)
leases have the substance of the purchase of fixed assets treated as
such (fair presentation) or treated as operating leases are common
(legal compliance),
(3)
pension costs accrued at the time generated by the employee (fair
presentation) or charged on the basis paid at the time to stop working
(legal compliance).
→ CLASSIFICATION OF ACCOUNTING AND REPORTING SYSTEM
There are two approaches to the classification of accounting systems, namely:
A. Deductive Approach
In connection with this deductive approach, there are four approaches in the development of accounting:
1. Macroeconomic Patterns
Within this approach can be seen that in fact accounting for the business is closely linked to national economic policy. Usually follows the company's goal of national economic policy. Some countries are using this approach is Sweden, France, and Germany.
2. Microeconomic Pattern
In this accounting approach is seen as a branch of the business economy. The concept of accounting is derivation of economic analysis. The main concept is how to maintain capital investment in a business entity.
3. Independent Discipline Approach
Accounting is seen as a function of the service and business practices diderivasikan. United States and Britain embraced this approach.
4. Uniform Accounting Approach
Accounting is seen as an efficient tool for the administration and control. In
this case the accounting is used to facilitate the use and good
uniformity of measurement, disclosure and presentation as well as a
means of control for all types of businesses and users, including
managers, government and tax authorities.
Classification is done G. G. Mueller,
published in The International Journal of Accounting (Spring 1968)
which uses assessments of economic development, the complexity of the
business, political and social situation of the legal system, dividing
the countries into 10 groups based on the accounting system are:
1.Amerika States / Canada / Netherlands
2.Negara British Commonwealth countries
3.Jerman / Japan
4.Daratan Europe (not including West Germany, the Netherlands and Scandinavia)
5.Skandinavia
6.Israil / Mexico
South
7.Amerika
Developing
8.Negara
9.Afrika (excluding South Africa)
10. Communist countries
2. Inductive Approach
While
Nair and Frank in The Accounting Review (July 1980) divided the
countries into five large Group: (1) model British Commonwealth, (2)
model of Latin America / South Europe, (3) models of northern and
central Europe, (4 ) model of the United States and (5) Chile based on differences in the practice of disclosure and presentation. Nair
and Frank also assess the relationship of grouping these countries with
a number of variables such as language, economic structure and trade. Apparently there is a difference between disclosure and measurement in each country group.
While
Nobes in the Journal of Business Finance and Accounting (Spring 1983)
identify the factors that distinguish the accounting system are:
Types of users of financial statements are published.
Level of legal certainty.
Tax rules in the measurement.
Level of conservatism.
Level of stringency in the application of historical cost.
Replacement cost adjustments.
Consolidation practice.
Ability to obtain provisions.
Uniformity between companies in implementing the regulations.
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
→PERKEMBANGAN
Standar
dan praktik akuntansi di setiap Negara merupakan hasil dari interaksi
yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan dan
budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antarnegara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga
dapat membantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi
berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan
bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu
memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di
perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini
karakteristik era ekonomi global:
1. Bisnis Internasional
2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
3. Ketergantungan pada perdagangan internasional
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional. Tujuh
faktor utama ekonomi, sejarah social, dan/ atau kelembagaan dan
merupaka faktor yang sering disebutkan oleh para penulis akuntansi.
Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya (faktor kedelapan berikut ini)
dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih lanjut.
1. Sistem pendanaan
Di
Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat
dan Inggris, akuntansi memiliki focus atau seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu
investor menganalisis arus kas masa depandan risiko terkait.
Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan
kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit
di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus
pada perlindungan kreditor melalui pengukurang akuntansi yang
konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan
yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh
karena lembaga keuangan memilki akses langsung terhadap informasi apa
saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap tidak
perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
2. Sistem hukum
Sistem
hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dunia
barat memiliki dua orientasi dasar: kodifikasi hukum (sipil) dan hukum
umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dank
ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum
Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi
merupakan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan
mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar
kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak
terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem
kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan
penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris.
Pada kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh
organisasi professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan
akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan
dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara
langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung
terpaku pada muatan (isi) ekonominya.
3. Perpajakan
Di
kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar
akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam
akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain,
pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini,
sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di
Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba
kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang
disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dalam hukum pajak. Tentu saja,
ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan
pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian
persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-out-
LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.
4. Ikatan politik dan Ekonomi
Ide
dan teknologi akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan
kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang
berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas
di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance)
lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di
seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama perang
dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat
memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah
berakhirnya perang dunia II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan
sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, (seperti
Negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut
aturan Uni Eropa (EU).
5. Inflasi
Inflasi
mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan
terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi
lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara
dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan
melakukan berbagai perubahan harga ke dalam perhitungan keuangan mereka.
Meksiko dan beberapa Negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi
tingkat umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir
tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya
tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh
perubahan harga.
6. Tingkat perkembangan ekonomi
Faktor
ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya,
jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai
contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi
asset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan
pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian
industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti
penilaian asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.
Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak
berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.
7. Tingkat pendidikan
Standar
dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi
tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh
pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan
berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya.
Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative
kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan akuntansi
yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu Negara
secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh Negara di mana
permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya,
sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke
Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir
inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina. kebanyakan
negara-negara Eropa Kontinental dan Jepang memiliki sistem kodifikasi
hukum dan bergantung pada perbankan atau pemerintah untuk memperoleh
kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya sesuai
dengan hukum pajak.
Sangatlah
sulit untuk menentukan mana yang penyebab dan mana yang akibat. Jenis
sistem hukum mungkin terlebih dahulu mempengaruhi sistem keuangan di
suatu Negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang saham dan
menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan kodifikasi
hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di
Negara-negara hukum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di
Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan
fungsi akuntansi yang penting di setiap Negara yang mengenakan pajak
penghasilan perusahaan. Apakah pajak mendominasi orientasi akuntansi
bergantung pada apakah akuntansi memiliki tujuan kompetisi, yaitu
memberikan informasi kepada pemegang saham luar. (Akuntansi Pajak tidak
cocok untuk tujuan ini). dengan demikian, jika hukum umum menghasilkan
pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan mendominasi.
8. Budaya
Di
sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu
Negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya
nasional (nilai social):
(1) individualise,
(2) jarak kekuasaan,
(3) penghindaran ketidakpastian, dan
(4) maskulinitas.
Analisis
yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan
sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40
negara yang berbeda.
Secara
singkat, individualism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan
social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang
tersusun ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh
mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan
organisasi secara tidak adil dapat diterima. Penghindaran
ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak merasa nyaman dengan
ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti. Ma skulinitas adalah
sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang
→NILAI AKUNTANSI
Gray mengidentifikasi 4 nilai akuntansi:
1. Profesionalisme vs Statutory Control
Kemampuan
untuk melakukan judgement profesionalis secara individu serta berusaha
mempertahankan regulasi professional yang mandiri dilawankan dengan
kepatuhan terhadap persyaratan legal dan statutory control.
2. Uniformity vs Flexibility
Kecenderungan
untuk melakukan praktek akuntansi yang seragam dan konsisten
antarperusahaan dibandingkan dengan tingkat fleksibilitas untuk
menerapkan praktek disesuaikan dengan kondisi suatu perusahaan.
3. Conservatism vs Optimisme
Kecenderungan
orang untuk berhati-hati terhadap suatu tingkat resiko saat ini maupun
ketidakpastian di masa depan dibandingkan dengan perilaku yang lebih
optimis dan keberanian untuk mengambil resiko.
4. Secrecery vs Transparancy
Kecenderungan
untuk melakukan pembatasan pengungkapan informasi mengenai bisnis
hanya pada pihak-pihak yang terlibat intens dengan manajemen dan
keuangan dibandingkan dengan yang lebih transparan dan terbuka.
Alasan-alasan perusahaan Go Internasional:
1. Theory pf comparative advantage
2. Imperfect market theory
3. Product cycle theory
4. Transfer technology and Strategic Alliance
Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:
1. Skill dan kompetensi yang dimiliki
2. Memahami
Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam
teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang
bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk,
fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor
dengan cepat agar bias memenangkan persaingan global
3. Analisis keuangan dan perbandingannya
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Klasifikasi
merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana
sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis
apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda. Tujuan
klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan
menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur
dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan apa yang
membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan
mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem
akuntansi akan lebih baik.
Klasifikasi
akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan
pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan
bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara
empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip
dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Ada empat Pendekatan Klasifikasi
Klasifikasi
awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan
tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi di Negara-negara Barat dengan sistem ekonomi
berorientasi pasar.
(1) Berdasarkan pendekatan makroekonomi,
praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan
tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan
bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis
mengordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Oleh
karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan
kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam siklus bisnis
akan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk
mendorong perkembangan industry tertentu, suatu Negara dapat mengizinkan
penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industry
tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan makroekonomi.
(2) berdasarkan pendekatan mikroekonomi,
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya
terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk
bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus
mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa
perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi
dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan
pada biaya penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan
pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi.
(3) berdasarkan pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc,
dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan
kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan bukan dari
cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia
nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman,
praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama.
Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling
bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis dalam
menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi berkembang secara
independen di Inggris dan Amerika Serikat.
(4) berdasarkan pendekatan yang seragam,
akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali
administrative oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan dan penyajian akan memudahkan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam
digunakan di Negara-negara dengan ketelibatan pemerintah yang besar
dalam perncanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk
mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan
mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang
seragam merupakan pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan system hokum suatu Negara.
(1)
Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter
berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan
penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham
mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan
untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut
sebagai Anglo Saxon.
(2)
Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik
beorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah
kurang, dan kesesuaian antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau
pemerintah mendominasi ksumber keuangan dan pelaporan keuangan dan
pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini
disebut juga continental. Pemberian karakter akuntansi memparalelkan
hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan
tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan hukum kode.
Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini
(1) Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka,
(2) Beberapa Negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab
pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sector swasta yang professional dan
independent,
(3) Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.
Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan
hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan
akuntansi, seperti
(1)
depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan
suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah
yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum),
(2)
sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap
diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti
sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum),
(3)
pension dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan
(penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat
berhenti kerja (kepatuhan hukum).
→ KLASIFIKASI AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN
Terdapat 2 pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi yaitu:
1. Pendekatan Deduktif
Berkaitan dengan pendekatan deduktif ini ada empat pendekatan dalam perkembangan akuntansi:
1. Macroeconomic Pattern
Dalam
pendekatan ini bisa dilihat bahwa ternyata akuntansi untuk bisnis
berhubungan erat dengan kebijakan perekonomian nasional. Tujuan
perusahaan biasanya mengikuti kebijakan ekonomi nasional. Beberapa
Negara yang memakai pendekatan ini adalah Swedia, Prancis, dan Jerman.
2. Microeconomic Pattern
Dalam
pendekatan ini akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis.
Konsep akuntansi merupakan derivasi dari analisa ekonomi. Konsep
utamanya adalah bagaimana mempertahankan investasi modal dalam sebuah
entitas bisnis.
3. Independent Discipline Approach
Akuntansi
dipandang sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis.
Negara Amerika dan Inggris menganut pendekatan ini.
4. Uniform Accounting Approach
Akuntansi
dipandang sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan control.
Dalam hal ini akuntansi digunakan untuk mempermudah penggunaan dan
menyeragamkan baik pengukuran, pengungkapan dan penyajian serta sebagai
alat control untuk semua tipe bisnis dan pemakai, termasuk manager,
pemerintah dan otoritas perpajakan.
Klasifikasi
yang dilakukan G. G. Mueller yang dimuat dalam The International
Journal of Accounting (Spring 1968) yang menggunakan penilaian
perkembangan ekonomi, kompleksitas bisnis, situasi social politik serta
sistem hukum, membagi Negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan
sistem akuntansi yaitu:
1.Amerika Serikat / Kanada / Belanda
2.Negara-negara persemakmuran Inggris
3.Jerman / Jepang
4.Daratan Eropa (Tidak termasuk Jerman Barat, Belanda dan Skandinavia)
5.Skandinavia
6.Israil / Meksiko
7.Amerika Selatan
8.Negara Berkembang
9.Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan)
10. Negara-negara Komunis
2. Pendekatan Induktif
Sementara
Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi
Negara-negara ke dalam 5 Group besar yaitu (1) model persemakmuran
Inggris, (2) model Amerika Latin / Eropa Selatan, (3) model Eropa Utara
dan Tengah, (4) model Amerika Serikat dan (5) Chili berdasarkan
perbedaan dalam praktek pengungkapan dan penyajian. Nair dan Frank juga
menilai tingkat hubungan pengelompokkan Negara-negara tersebut dengan
sejumlah variable seperti bahasa, struktur ekonomi dan perdagangan.
Ternyata terdapat perbedaan antara pengungkapan dan pengukuran di
masing-masing kelompok Negara tersebut.
Sementara
Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting(Spring 1983)
mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu:
- Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan.
- Tingkat kepastian hukum.
- Peraturan pajak dalam pengukuran.
- Tingkat konservatisme.
- Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost.
- Penyesuaian replacement cost.
- Praktek konsolidasi.
- Kemampuan untuk memperoleh provisi.
- Keseragaman antar perusahaan dalam menerapkan peraturan.
http://vivi-oktaviani.blogspot.com/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
DEVELOPMENT AND INTERNATIONAL ACCOUNTING CLASSIFICATION
→ DEVELOPMENT
Accounting
standards and practices in each country is the result of complex
interactions among economic, historical, and cultural institutions. Can be expected to be the difference between countries. Factors that influence the development of national accounting can also help explain differences in accounting between nations.
International
accounting is accounting for international transactions, the comparison
between countries of different accounting principles and harmonization
of accounting standards in the field of tax authorities, auditing and
other accounting areas. Accounting
must evolve in order to provide the information required in
decision-making in the company in any business environment changes. Here are the characteristics of the era of global economy:
A. International Business
2. Loss
of boundaries between States era of global economy is often difficult
to identify the country of origin of a product or company, this is the
case in multinational companies
3. Dependence on international trade
There are 8 (eight) factors affecting the development of international accounting. Seven
main factors of economic, social history, and / or institutional and
merupaka factor that is often mentioned by the authors of accounting. Lately, the relationship between culture (following eight factors) and the development of accounting began explored further.
A. Funding system
In
countries with strong equity markets, such as the United States and
Britain, accounting has a focus or how well management runs the company
(profitability) and is designed to help investors analyze the cash flow
risk associated depandan. Full disclosure is made to comply with extensive public ownership. Instead,
the credit-based system in which the bank is the main source of
funding, accounting has focused on the protection of creditors through
conservative accounting pengukurang minimize dividend payments and
maintain adequate funding in the framework of protection for borrowers. Because
financial institutions have the direct access to what information is
desired, an extensive public disclosure deemed unnecessary. Examples are Japan and Switzerland.
2. The legal system
Legal system to determine how individuals and institutions interact. The western world has two basic orientations: the codification of law (civil) and common law (case). Mainly drawn from the legal codification of Roman law and because ode Napoleon. In
countries which adhere to the legal system is Latin-codification of
Roman law is a complete group that includes the provisions and
procedures. Codification of accounting standards and procedures are fair and appropriate thing in there. Thus,
in countries that adhere to the codification of law, accounting rules
are incorporated in national law and tend to be very comprehensive and
covers many of the procedures. In contrast, common law developed on a case by case basis without any attempt to cover all cases in the complete code. Of
course, there is a fundamental law, but tended to be less detailed and
more flexible when compared with the general codification system. This encourages businesses to try and allow the application of judgment. Common law derived from English case law. In most common law countries, the accounting rules established by private sector professional organizations. This allows accounting rules become more adaptive and innovative. Except for the provisions of a broad base, most of the accounting rules are not incorporated directly into the basic law. Codification of the law (legal code) tend to stare at the payload (contents) of its economy.
3. Taxation
In
most countries, tax legislation effectively determines accounting
standards because the company should record revenue and expenses in
their accounts to claim the tax purposes. In other words, financial and tax accounting tax is the same. In this case, as an example is the case in Germany and Sweden. In
other countries like the Netherlands, different financial accounting
and tax: taxable income is basically the accounting profit adjusted for
differences in tax law. Of
course, when the separate financial accounting and tax, tax rules
sometimes require the application of certain accounting principles. Inventory valuation according Last Sign In First Out (last-in, first-out, LIFO) in the United States is an example.
4. Economic and political ties
Accounting ideas and technologies transferred through conquest, trade and similar forces. Recording
system in pairs (double-entry) that began in Italy in the 1400's is
slowly spreading in Europe along with the ideas of reform (rannaissance)
others. British colonialism and export accountant accounting concepts throughout the British dominions. German occupation during World War II caused the French to implement Plan Comptable. The United States forced the U.S. style of accounting regulatory regimes in Japan after the end of World War II. Many
developing countries use accounting system that was developed
elsewhere, (such as Eastern European countries are now imitating the
accounting system according to the rules of the European Union (EU).
5. Inflation
Obscure
the historical cost accounting inflation through excessive reduction of
asset values and related expenses, while on the other hand to an
increase in excess of revenues. Countries with high inflation often requires companies to perform a variety of price changes in their financial calculations. Mexico and several South American countries using the common accounting because of their experience with hyperinflation. At
the end of the 1970's, with respect to the inflation rate that is not
usually high, U.S. and British experimented with reporting the influence
of price changes.
6. Level of economic development
These factors influence the types of business transactions are conducted in an economy and determine what is most important. In turn, determine the type of transaction accounting issues faced. For
example, stock-based compensation for corporate executives or the
securitization of assets is something that rarely happens in the economy
with less developed capital markets. Currently, many industrial economies turn into the service economy. Accounting
issues such as assessment and recording of depreciation of fixed assets
that are highly relevant in the manufacturing sector is becoming
increasingly less important. The challenges of a new accounting, such as valuation of intangible assets and human resources is growing.
7. Level of education
Accounting standards and practices are very complicated (sophisticated) will be useless if misunderstood and misused. As
an example of a complex technical report on the variant behavior of the
cost will not mean anything, unless the reader understand the cost
accounting. Disclosures about the risks of derivative securities will not be informative unless it is read by the competent authorities. Professional accounting education is difficult to achieve if the standard of education in a country in general is low. Mexico is one example of the State in which these problems have been successfully tackled. In
the other situation, a country must import labor training or send its
citizens to another country to get a decent qualification. This latter is currently being implemented by the Chinese. most
Continental European countries and Japan have a system of codification
of the law and rely on the banks or the government to obtain the most
funding. Accounting rules there is generally in accordance with tax laws.
It is difficult to determine which are the cause and which effect. This type of legal system may first affect the financial system in a State. Common law system emphasizes the rights of shareholders and offer better investor protection than the codification of the law. The
result is a strong equity markets in developing countries laws and weak
equity markets in developing countries who hold the legal codification.
Taxation is an important function of accounting in each country to tax corporate income. Is
the tax accounting orientation dominates depends on whether the
accounting has the purpose of competition, namely providing information
to outside shareholders. (Tax Accounting is not suitable for this purpose). thus, if the common law produces a strong equity markets, the tax will not dominate.
8. Culture
Here, culture means the values and behaviors that are shared by a society. Cultural variables underlying institutional arrangements in a country (such as legal systems). Hofstede's cultural dimensions underlying the four national (social value):
(1) individualise,
(2) power distance,
(3) uncertainty avoidance, and
(4) masculinity.
The
analysis is done based on data derived from the employees of a large
U.S. multinational companies operating in 40 different countries.
In
short, individualism is the tendency towards a social order composed of
loosely arranged compared to the strict order and interdependent. Power distance is the extent to which hierarchy and power-sharing institutions and organizations in an unfair acceptable. Uncertainty avoidance is the extent to which people are not comfortable with ambiguity and an uncertain future. Ma skulinitas is the extent to which gender roles are distinguished as well as performance and achievement
→ VALUE ACCOUNTING
Gray identified four value accounting:
A. Professionalism versus Statutory Control
The
ability to make judgments of individual professionalism and strive to
maintain an independent professional regulatory opposed to compliance
with legal requirements and statutory control.
2. Uniformity vs. Flexibility
The
tendency for a uniform accounting practices between firms and is
consistent with the current level of flexibility to implement the
practices adapted to the conditions of a company.
3. Conservatism vs. Optimism
The
tendency of people to be careful of the current level of risk and
uncertainty in the future compared with the more optimistic behavior and
the courage to take risks.
4. Secrecery vs. Transparency
The
tendency to place restrictions on the disclosure of business only to
the parties involved with the management and financial intense compared
with a more transparent and open.
The reasons for Go International company:
A. Theory of comparative advantage pf
2. Imperfect market theory
3. Product cycle theory
4. Technology transfer and Strategic Alliance
The challenge for the accounting profession in the development of accounting:
A. Skill and competency of
2. Understanding
the Cross Functional Linkages, accountants are not only quite
proficient in the techniques, procedures and accounting standards but
should also be used to view the business as an integrated form. Such
as: product quality, production flexibility and the ability to produce
and export quickly to win the global competition bias
3. Financial analysis and comparison
INTERNATIONAL ACCOUNTING CLASSIFICATION →
Classification is fundamental to understand and analyze why and how the national accounting system is different. We can also analyze whether these systems tend to converge or differ. The purpose of classification is to classify the financial accounting system according to particular characteristics. Classification
reveals the basic structure in which group members have in common and
what differentiates the groups varied from each other. By identifying similarities and differences, our understanding of the accounting system will be better.
International accounting classification can be done in two ways: By considerations and empirically. Classification with consideration depends on the knowledge, intuition and experience. Classification empirically using statistical methods to collect data accounting principles and practices worldwide.
There are four classification approaches
Initial classification was proposed by Mueller mid-1960s. He identified four approaches to the development of accounting in Western countries with market-oriented economic system.
(1)
Based on the macroeconomic approach, obtained from the accounting
practices and are designed to improve the national macroeconomic
objectives. General
corporate purposes and not to follow the lead of national policy,
because the business enterprise mengordinasikan their activities with
national policy. Therefore,
for example, a national policy of stable employment to avoid major
changes in the business cycle will result in a leveling of income
accounting practices. Or,
to encourage the development of a particular industry, a State can
permit rapid removal of capital expenditure on some of the industry. Accounting in Sweden evolved from macroeconomic approach.
(2) based on the microeconomic approach, developed from the accounting principles of microeconomics. The focus is on individual companies that have the purpose to survive. To achieve this goal, the company must maintain physical capital owned. It
is equally important that the company is clearly separate capital from
profits to evaluate and control the business activity. Accounting measurements are based on replacement cost is supported as best suited to this approach. Accounting in the Netherlands grew from microeconomics.
(3)
by an independent disciplinary approach, derived from accounting and
business practices developed on an ad hoc, with the base slowly from
consideration, trial and error. Accounting
services is considered as a function of the concepts and principles
taken from the business process being run, and not from the branches of
science such as economics. Businesses face the real world complexity and uncertainty that always happens through experience, practice, and intuition. Accounting develops the same way. For
example, profit is simply the most useful thing in a pragmatic and
disclosure practices in responding to the needs of its users. Independently developed accounting in Britain and the United States.
(4)
based on a uniform approach, standardized accounting and is used as a
tool for administrative control by the central government. Uniformity
in the measurement, disclosure and presentation of accounting
information makes it easier to control all types of businesses. In
general, uniform approach is used in countries with large government
ketelibatan in perncanaan economy in which the accounting is used among
others for measuring performance, allocating resources, collect taxes
and control prices. France, with a uniform chart of national accounting is a major supporter of the uniform accounting approach.
Accounting system can also be classified by the laws of a State.
(1)
Accounting in common law countries have a fair presentation of the
character-oriented, transparency and full disclosure and the separation
between financial and tax accounting. Dominate the stock market financial resources and financial reporting needs infrmasi shown to outside investors. Accounting law commonly referred to as the Anglo Saxon.
(2)
accounting in code law countries have a legalistic-oriented
characteristics, does not allow disclosure of the amount is less, and
conformity between financial and tax ankuntansi. Bank
or financial ksumber dominate the government and financial reporting
and financial reporting is intended to protect creditors. Accounting is also called continental. Provision
of accounting parallels the character referred to as a model of
shareholders and other interested parties kelila corporate governance
role in common law countries and the legal code.
Many differences in national accounting is becoming increasingly lost. There are several reasons for this
(1) Hundreds of companies today noted its shares on stock exchanges outside their home country,
(2) Some of the code law countries, particularly Germany and Japan to shift responsibility
establishment of accounting standards from government to private sector professional groups and
independent,
(3) The importance of the stock market as a source of funding is growing worldwide.
Classification based Padada fair presentation versus legal compliance pose a major influence on many accounting issues, such as
(1)
depreciation, where the load is determined based on the reduction in
the usefulness of an asset over the useful economic (fair presentation)
or the amount allowed for tax purposes (legal compliance),
(2)
leases have the substance of the purchase of fixed assets treated as
such (fair presentation) or treated as operating leases are common
(legal compliance),
(3)
pension costs accrued at the time generated by the employee (fair
presentation) or charged on the basis paid at the time to stop working
(legal compliance).
→ CLASSIFICATION OF ACCOUNTING AND REPORTING SYSTEM
There are two approaches to the classification of accounting systems, namely:
A. Deductive Approach
In connection with this deductive approach, there are four approaches in the development of accounting:
A. Macroeconomic Patterns
Within this approach can be seen that in fact accounting for the business is closely linked to national economic policy. Usually follows the company's goal of national economic policy. Some countries are using this approach is Sweden, France, and Germany.
2. Microeconomic Pattern
In this accounting approach is seen as a branch of the business economy. The concept of accounting is derivation of economic analysis. The main concept is how to maintain capital investment in a business entity.
3. Independent Discipline Approach
Accounting is seen as a function of the service and business practices diderivasikan. United States and Britain embraced this approach.
4. Uniform Accounting Approach
Accounting is seen as an efficient tool for the administration and control. In
this case the accounting is used to facilitate the use and good
uniformity of measurement, disclosure and presentation as well as a
means of control for all types of businesses and users, including
managers, government and tax authorities.
Classification is done G. G. Mueller,
published in The International Journal of Accounting (Spring 1968)
which uses assessments of economic development, the complexity of the
business, political and social situation of the legal system, dividing
the countries into 10 groups based on the accounting system are:
1.Amerika States / Canada / Netherlands
2.Negara British Commonwealth countries
3.Jerman / Japan
4.Daratan Europe (not including West Germany, the Netherlands and Scandinavia)
5.Skandinavia
6.Israil / Mexico
South 7.Amerika
Developing 8.Negara
9.Afrika (excluding South Africa)
10. Communist countries
2. Inductive Approach
While
Nair and Frank in The Accounting Review (July 1980) divided the
countries into five large Group: (1) model British Commonwealth, (2)
model of Latin America / South Europe, (3) models of northern and
central Europe, (4 ) model of the United States and (5) Chile based on differences in the practice of disclosure and presentation. Nair
and Frank also assess the relationship of grouping these countries with
a number of variables such as language, economic structure and trade. Apparently there is a difference between disclosure and measurement in each country group.
While
Nobes in the Journal of Business Finance and Accounting (Spring 1983)
identify the factors that distinguish the accounting system are:
Types of users of financial statements are published.
Level of legal certainty.
Tax rules in the measurement.
Level of conservatism.
Level of stringency in the application of historical cost.
Replacement cost adjustments.
Consolidation practice.
Ability to obtain provisions.
Uniformity between companies in implementing the regulations.